Selamat Datang di web Prodi Pendidikan Agama Islam - Institut Agama Islam Negeri Kudus !

Prodi Pendidikan Agama Islam

Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu Pendidikan Agama Islam yang Unggul Berparadigma Islam Terapan.

Belajar Moderasi Beragama dan Kewirausahaan, PAI Laksanakan KKL Di Pulau Seribu Pura

Blog Single

Kudus_Program Studi Pendidikan Agama Islam selenggarakan acara wajib tahunan, Kuliah Kerja Lapangan (KKL) secara langsung pada 21-25 Maret 2022 yang diikuti oleh 99 mahasiswa Angkatan 2020, Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus, Kaprodi PAI beserta 6 Dosen Pembimbing Lapangan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Kuliah Kerja Lapangan kali ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester 4 yang dilakukan secara observasi langsung pada tiga lokasi di Provinsi Bali, yakni Pondok Pesantren Bali Bina Insani Tolerance Boarding School, Kampung Jawa Denpasar, dan Krisna Bali.
Riza Zahriyal selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam mengungkapkan bahwa, pemilihan lokasi ini menyesuaikan tema KKL yaitu Moderasi Beragama dan Kewirausahaan, yang mana berbeda dengan tahun sebelumnya yang bertema Pendidikan Digital.

“Bali dikenal sebagai provinsi yang cukup ramah bagi semua pemeluk agama, termasuk bagi pemeluk agama minoritas, seperti Islam, Kristen, dan agama minoritas lainnya” ucap Riza saat diwawancarai melalui whatsapp (6/04/2022)

Pondok Pesantren Bali Bina Insani sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Islam di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Hindu namun bisa tumbuh dan berkembang hingga memiliki 200 santri. Dengan menghargai perbedaan yang ada di masyarakat, Lembaga Pendidikan muslim ini dapat bertahan hingga sekarang, bahkan memiliki tenaga pendidik yang beragama non-muslim sebagai bentuk toleransi terhadap lingkungan.

“Di sini sangat mengedepankan persamaan hak sesama manusia, kehidupan toleransi di masyarakat juga harus diheterogenkan, bukan dihomogenkan” ucap Andhika Supriatman,SH, C.P.L., selaku Direktur Pondok Pesantren Bali Bina Insani saat sambutan pembukaan acara.
“Guru non-muslim di sini mengajar mata pelajaran umum seperti Matematika, Kimia, Pendidikan Pancasila, dan lain-lain. Sedangkan untuk mata pelajaran Agama Islam sendiri seperti Fiqih, Akidah, Sejarah Islam dan lain-lain diajar oleh guru yang memiliki kompetensi pada bidang Pendidikan Agama Islam” ujar Nanda, salah satu santriwati Pondok Pesantren Bali Bina Insani saat diwawancari secara langsung (22/03/22)

Hari ketiga (23/03/22) rombongan mahasiswa PAI, Dekan, Dan Dosen IAIN Kudus mengunjungi Kampung Jawa Denpasar. Rombongan IAIN Kudus diterima di dalam Masjid Baiturrahman Kampung Jawa.

“Tanah masjid ini dulunya adalah Pura Tempat ibadah agama Hindu, yang kemudian oleh masyarakat Hindu, Pemimpin-pemimpin Hindu, memberikan kepada umat muslim untuk dijadikan masjid, sebagai bentuk persaudaraan antar umat yang hidup berdampingan. Jadilah Masjid Baiturrahman yang kita gunakan untuk segala bentuk kegiatan keagamaan umat muslim” tutur Junaidi selaku Ketua Yayasan Masjid Baiturrahman pada saat acara (23/03/22)

Riza Zahriyal mengungkapkan bahwa Kampung Jawa Denpasar dipilih sebagai lokasi kunjungan karena keunikan kampungnya yang diisi oleh orang-orang Jawa pendatang yang beragama Islam di tengah mayoritas masyarakat Hindu di Denpasar. Masyarakat Kampung Jawa terbukti bisa beradaptasi dan mengembangkan ekonimi sehingga mampu mencapai kemandirian ekonomi.

Pada Hari ke empat (24/03/22) Rombongan KKL Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Kudus mengunjungi Krisna Bali, yaitu pada bagian konveksi. Rombongan diterima didalam Gedung pusat konveksi, kemudian acara di buka oleh Mbok Eka dan Mbok Indah sebagai pembawa acara sekaligus menjelaskan sejarah berdirinya Krisna Bali hingga meraih kesuksesannya dengan jumlah pekerja mencapai kurang lebih 2000 karyawan. Krisna Bali adalah toko oleh-oleh terbesar di Provinsi Bali, milik pengusaha di Bali yang bernama Ajik Krisna.

Riza Zahriyal mengungkapkan bahwa kunjungan KKL ke Krisna bertujuan untuk mempelajari manajemen wirausaha Krisna yang semula hanya di bidang konveksi kini sudah berkembang hingga memiliki cabang usaha lain yang juga cukup maju dan terkenal di Bali.

Sementara itu, Islah Hakim sebagai peserta KKL menanggapi bahwa kunjungan ini telah membuka wawasannya mengenai hidup damai berdampingan dengan perbedaan dan berwirausaha, ”KKL ini sangat menyadarkan kita akan pentingnya menghargai perbedaan, serta pentingnya terus belajar dan kerja keras dalam merintis usaha,” ungkapnya.
Riza Zahriyal selaku Ketua Prodi PAI berharap mahasiswa bisa lulus dalam mata kuliah KKL, juga progarm KKL ini dapat memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai prinsip moderasi beragama dan kewirausaha, “tentu harapan kami mahasiswa bisa lulus dalam mata kuliah KKL, dan mahasiswa juga dapat memahami prinsip-prinsip moderasi beragama, kewirausahaan, dan dapat mengimplementasikan ke masyarakat sehingga capaian pembelajaran mahasiswa dapat tercapai,” harapnya. (Nurul)

Share this Post:

Galeri Photo