TINGKATKAN LITERASI MAHASISWATINGKATKAN LITERASI MAHASISWAH, HMPS PAI GELAR KEGIATAN BEDAH BUKU

Blog Single

Kudus, 18 Maret 2025 Dalam rangka meningkatkan literasi mahasiswa, HMPS PAI IAIN Kudus dapartemen Litbang (Penelitian dan Pengembangan) menyelenggarakan kegiatan bedah buku. Buku yang dikaji kali ini berjudul “Agama dan Kepercayaan Nusantara” karya Sumanto Al-Qurtuby. Acara ini berlangsung di gedung PKM Kampus Timur lantai 3 dari pukul 16.00-17.00 WIB, yang dihadiri oleh Mahasiswa PAI sendiri, anggota dapartemen litbang HMPS PAI serta dari program studi lain.

Sebagaimana penuturan dari, Siti Choirotun Nafi’ah, selaku koordintor litbang bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan literasi mahasiswa.“Diadakannya bedah buku dan bedah kitab bertujuan untuk meningkatkan literasi baik buku maupun kitab dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa PAI,” ujarnya saat diwawancarai via WhatsApp pada (18/03).

Ketua HMPS PAI, Zulfa Fadhlu Robbi juga menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan bedah buku ini yang dapat membantu menambah wawasan intelektual dan keagamaan mahasiswa. “Kami mengapresiasi kegiatan ini dan berharap semoga program bedah buku dapartemen litbang kedepannya selalu berjalan dengan baik dan dapat memperbaiki intelektual dan keagamaan kita”, ungkapnya.

Dari Sekertaris Prodi PAI menekankan pentingnya kegiatan bedah buku dapat meningkatkan literasi mahasiswa yang berguna dalam pengembangan akademiknya. “Bedah buku merupakan salah satu bagian penting dalam proses akademik mahasiswa, yang akan dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan membantu kita mengeksplor kemampuan diri, Bedah buku juga termasuk sebagai literasi, mengingat angka survey literasi Indonesia tergolong sangat rendah dari 1000 orang hanya 1 yang gemar membaca,” jelasnya.

Pernyataan ini juga didukung dengan pemaparan dari pemateri bedah buku, Wazid Husni, “Sebagai calon guru PAI tentunya kita tidak asing dengan istilah santri. Minimal seorang santri harus membaca, baik itu membaca buku, kitab, membaca situasi, maupun membaca keadaan. Semua ini penting untuk membentuk pemahaman dan wawasan kita yang lebih luas,” jelasnya.

Dalam pemaparan materi bedah buku, Wazid Husni juga mengutip dari salah satu pemikiran KH. Muhammad Najih Maimoen dalam karyanya “Islam Nusantara dan Konspirasi Kaum Liberal”, menyebutkan Islam Nusantara berpotensi mengkaburkan ajaran Islam jika berlebihan pada budaya lokal yang dapat mengarahkan pada relativitas agama yang bisa dirubah menyesuaikan konteks budaya daripada esensi agama Islam itu sendiri.

“Melihat mayoritas masyarakat lebih mengedepankan budaya daripada agama, seperti menjalankan tradisi-tradisi yang tidak sesuai ajaran agama ini sangat perlu diperhatikan khususnya bagi kalangan generasi muda,” ujarnya. 

Selain itu, Wazid Husni membahas bagaimana feodalisme dalam pendidikan agama Islam memiliki peran penting dalam menjaga keabsahan ajaran agama Islam yang berusaha serta melestarikan silsilah sanad keilmuan dibalik berbagai usaha pihak yang ingin meliberasisasi agama Islam yang mulai marak saat ini. Ia juga mengonstruksi konsep marginalisasi agama yang diangkat dalam pemikiran buku ini, dengan menyoroti bagaimana madrasah dan pesantren seringkali masih dianggap sebagai pendidikan non-formal dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Share this Post1:

Galeri Photo